Sejak kecil, Doni memang sudah suka melukis dan sering diikutkan untuk lomba. Doni cukup kaget ditawari kesempatan untuk berkompetisi di Amerika Serikat. Doni terima tawaran tersebut. Walaupun Doni tidak mendapatkan juara, karya Doni masih dipertimbangkan untuk diikutkan di pameran. Semenjak itu Doni selalu ditawari info kontes seni, dan sering pula Doni terima.

Doni masih ingat ketika Doni hampir batal ikut Wisconsin Dept. of Transportation (WI DOT) International Aviation Art Contest karena status kewarganegaraan. Walau begitu, pihak panitia tetap menerima kiriman karya Doni. Buat Doni, menang ataupun tidak bukan ajdi masalah. Tingkat lomba tersebut adalah se-negara bagian, yang membuat Doni untuk tidak berharap banyak. Ketika surat dari WI DOT mengirimkan notifikasi lewat surat, Doni Cuma bisa bingung; buat apa mereka mengirimkan surat buat Doni? Ketika Doni baca isi surat tersebut, ternyata Doni mendapatk juara pertama dan karya Doni dimajukan ke tingkat nasional! Esoknya, Doni diberi banyak ucapan selamat dan jabat tangan dari teman – teman di sekolah. Guru kesenian Doni, Mrs. Schmitz, ternyata telah mengumumkan prestasi Doni lewat speaker ke seluruh penjuru sekolah.

Mrs. Schmitz selalu memberikan support ke Doni. Kata beliau kalau ada kesempatan di depan mata kenapa gak diambil saja. Begitu ada info kontes lagi, Doni langsung daftarin diri. Kali ini Doni ngirimin karya ke NWTF Youth Art Contest. Alhamdulillah Doni dapet peringkat pertama di state, dan di tingkat nasional mendapatkan juara pertama lagi. Sekarang Doni sedang kejar deadline untuk 4 lomba lukis lagi, satu tingkat state dan tiga tingkat nasional mewakili sekolah Doni, Chilton High School.

Bulan Februari lalu Doni dapet kesempatan untuk terbang ke Orlando, Florida untuk menghadiri Better Understanding for a Better World (BUBW) Leadership and Interfaith Conference yang diadakan oleh CECF. Saat International Education Week November lalu Doni memberikan 77 presentasi ke sekolah dan komunitas Doni di Chilton. Doni memenangkan AFS Presentation Contest dan mendapat peringkat pertama untuk individu. Di Orlando Doni dan keempat teman Indonesia lain (Arief, Nabila, Santi, dan Ucun) belajar bagaimana kita harus saling menghargai setiap perbedaan dan berusaha untuk selalu menjaga kedamaian di muka bumi ini. Memang, kepahaman (understanding) adalah kunci utama untuk mencipatakan dunia yang lebih baik untuk kita.

Masih di bulan yang sama, Doni terbang ke Washington D.C., untuk menghadiri Civic Education Workshop. Total, ada 10 siswa – siswi dari Indonesia yang menghadiri konferensi tersebut, yaitu Ajeng, Amanda, Cucut, Erlia, Fai, Lintang, Mega, Santi, Very dan Doni sendiri. Di sana kami belajar secara “firsthand” tentang sistem pemerintahan Amerika Serikat dan Volunteering. Doni sangat bangga dapat bertemu senator dan representatif dari State Wisconsin, suatu kesempatan yang tidak semua orang Amerika bisa rasakan.

Selama di Amerika Serikat, Doni belajar untuk selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Banyak temen – teman Doni yang tidak bisa mendaptkan program AFS/YES ini. Sudah seharusnya Doni memanfaatkan pengalaman ini dengan sebaik – baiknya. Ditambah lagi, sebagai siswa pertukaran pelajar di Amerika Serikat, Doni dan teman – teman lain membawa nama bangsa di depan host family, community, dan host country tentunya. Doni harus selalu bisa menjaga citra diri dan negeri dengan berusaha untuk selalu terbuka dengan perbedaan dan belajar dari setiap pengalaman.

Ada satu hal yang berubah dari Doni, yaitu kontrol diri. Tinggal hampir setahun di Amerika Serikat membuat Doni sadar akan posisi Doni di depan orang – orang lain di sini. Tidak semua orang bisa menerima kultur dan kebisaaan Doni, dan sebaliknya tidak semua yang dianggap “normal” di Amerika bisa Doni terima. Dan dari perbedaan itu Doni jadi bisa belajar untuk bisa lebih mengerti keadaan dan berusaha untuk selalu adaptif dengan tidak menyalahi kultur yang Doni yakini.

Sejauh ini, Doni selalu merasa bersyukur dengan pengalaman yang didapat dari exchange year ini. Keluarga yang mangasihi, teman – teman yang suportif, dan komunitas yang toleran membuat Doni merasa bersyukur bisa ditempatkan di Chilton, Wisconsin. Doni yakin bahwa suatu hari nanti pengalaman exchange year Doni akan berguna dan bermanfaat bagi Nusa, Bangsa, dan Negara yang Doni cintai, Indonesia.